Sosialisasi Danone dan SEP di Buka Puasa Bersama 50 Pesantren DIY

(Seruntingpost, Yogyakarta) – Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) bersama Danone Indonesia, Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) DIY, dan Damping menggelar sosialisasi program SEP dalam acara Buka Puasa Bersama Pesantren Wilayah DIY di Pendopo Ahmad Safi’i Academy, Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Pringwulung, Condongcatur, Depok, Sleman, Rabu (19/3) sore. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 50 pesantren se-DIY.

Pimpinan Ponpes Wahid Hasyim, Kyai Muhammad Nur Wachid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai upaya meningkatkan kesadaran ekonomi di kalangan pesantren.

“Di era ini, kemandirian ekonomi pesantren menjadi sesuatu yang mutlak. Pesantren tidak hanya bergantung pada proposal bantuan, tetapi juga harus mampu mengelola ekonomi secara mandiri dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta,” ujarnya.

Selanjutnya Ketua Hebitren DIY, Kyai Khoeron Marzuki, menambahkan bahwa kerja sama dengan SEP dan Danone telah berlangsung selama lima tahun dalam pendampingan usaha pesantren. Program yang telah dijalankan meliputi pengelolaan dan pelatihan sampah, penanaman pohon, serta pembinaan ekonomi pesantren berbasis syariah.

“Kita ingin pesantren tidak hanya kuat dalam spiritualitas, tetapi juga dalam ekonomi dengan prinsip saling asih, asah, dan asuh,” katanya.

Kemudian dari pihak Danone Indonesia, Sares Namara menjelaskan bahwa pihaknya turut mendukung pesantren dalam pengelolaan sampah melalui kerja sama dengan bank sampah serta pelatihan usaha berkelanjutan.

“Semangat mendirikan bisnis bukan semata-mata untuk keuntungan, tetapi juga untuk menebar kebaikan di masyarakat, termasuk di lingkungan pesantren,” ujarnya.

Danone juga berkomitmen mempermudah akses pesantren dalam memperoleh sertifikasi halal melalui program Damping serta memberikan bantuan kepada pemenang workshop pengelolaan sampah.

Di tempat yang sama, Ketua SEP, Ustadz Ahmad Tazakka Bonanza, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa program SEP dapat diakses oleh pesantren untuk berbagai keperluan seperti sanitasi, permodalan bergulir, serta pelatihan bisnis pesantren.

“Dengan skema pembiayaan syariah dan kerja sama dengan Hebitren serta perbankan syariah, kami ingin memperkuat jaringan ekonomi pesantren agar semakin mandiri dan berdaya saing,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa SEP ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu pemberdayaan ekonomi pesantren, peningkatan kapasitas dan keterampilan pengelola pesantren, serta memperkuat jaringan ekonomi pesantren dengan berbagai sektor.

Sebagai bentuk apresiasi, acara ini juga diisi dengan pembagian 50 bingkisan untuk pengasuh pesantren dan 50 bingkisan untuk santri. Selain itu, penghargaan diberikan kepada juara 1, 2, dan 3 dalam workshop perencanaan pengelolaan sampah. Acara kemudian ditutup dengan doa bersama dan buka puasa bersama seluruh peserta.

Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antar-pesantren dan berbagai pihak guna meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren di DIY. (Rls)